***** PART 1
Mentari muncul menampakan sinar wajahnya yang indah. Saat itu
juga aku terbangun dari pejam mataku setelah beristirahat dimalam hari. “Pagi
yang cerah untuk jiwa sepi” seperti itulah kata anak remaja jaman sekarang.
Jika dibandingkan diriku, memang pagi ini sangat cerah tapi jiwaku tak sepi.
Karena setiap hari apa yang aku lihat dan rasakan, selalu ada sesuatu yang aku
tuangkan hingga betah layaknya diriku seperti itu.
Hari itu juga, ku ambil laptopku untuk ku tuangkan peristiwa,
kejadian aneh hingga berkesan untuk ku tulis dan sedih maupun senang akan
kubagikan cerita kepada seluruh jiwa-jiwa di dunia ini. Tak banyak mungkin yang
dapat ku rangkaikan dengan kata-kata apik nan indah. Namun, ku mencoba untuk
menulis sesuatu dengan bahasa yang dapat orang banyak pahami.
Penulis ibaratkan seperti sutradara dalam film. Ia mampu
menciptakan sebuah tayangan kaca lebar dengan ide-ide yang sangat apik hingga
orang melihat karyanya, akan mampu mengekspresikan sesuatu dalam kehidupan yang
nyata. Bahkan orang mampu terbawa dengan film tersebut mulai dari meneteskan
air mata hingga tertawa lebar. Dan seperti itulah penulis, dalam otaknya takkan
henti-hentinya untuk menuangkan apapun dalam fikiran dan hatinya untuk dapat
menjadi cerita sedih maupun bahagia. Karena ketika kita tak punya harta benda,
hanya tulisan lah yang akan menjadi warisan dan amal setelah tiada.
Aku adalah seorang yang sederhana. Bisa dibilang, walaupun
saya seorang mahasiswa hidup di kota orang itu penuh dengan tantangan dan
rintangan. Saya bisa masuk di perguruan tinggi bergensi sangat bersyukur dan
bahagia. Karena bila dipikir dengan logika, orang miskin mana yang dapat
membiayai perkuliahan semahal itu. Tapi dengan niat dan anugerah Tuhan yang
kasih dalam tubuh ini, hanya bermodalkan otak dan hati, Tuhan memberikan jalan
yang lebar dan sangat terbuka.
Aku adalah mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi. Kata dosen,
saya dapat mengenyam pendidikan yang mahal karena berasal dari keluarga yang
tak mampu tapi pintar. Prestasi-prestasi yang didapat selama berada dibangku
sekolah, mampu mengantarkan saya ke pintu gerbang emas masa depan.
Menjadi
seorang mahasiswa, memakai almamater kebanggaan, tak melunturkan semangat untuk
belajar menggapai masa depan. Banyak godaan memang, mulai dari rasa males,
masih ingin main-main menghabiskan masa muda sampai ketika berada pada level
dewasa sangat tinggi. Tak ingin terlarut dan berkubam dalam pikiran-pikiran
yang seperti itu, justru semangat membara belajar semakin menggebu-gebu ketika
menjadi mahasiswa. Karena selepas pendidikan ini, kita akan terjun kelautan
lepas. Tujuan untuk sampai pada tempat tujuan yaitu berani berenang atau
tenggelam.
Melihat banyak orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Mulai dari yang kecil, remaja, sampai orang tua memunculkan sesuatu dalam
pikiran saya. Sebenarnya kita telah membuang waktu yang sangat berharga begitu
banyak dengan melakukan hal-hal yang sia sia. Sangat membingungkan, ketika
banyak orang yang mencari pekerjaan kesana kemari namun tak mendapatknya.
Sebenarnya pekerjaan seperti apa yang mereka cari. Bahwa hal yang sangat kecil
pun yang justru akan membuat mereka kaya malah dilupakan bahkan dihilangkan itu
adalah menulis. Dari mulai hal yang sederhana dapat saya pahami, bahwa sebuah
tulisan memberikan makna dan pesan tersendiri untuk kehidupan. Bahkan sampai
yang modern, sebuah tulisan pun dapat memberikan kita sebuah kehidupan yang
layak atau materi.
******BERSAMBUNG*****