Rabu, 13 Januari 2016

INSAN KECIL YANG BERBINTANG


***** PART 1
 
Mentari muncul menampakan sinar wajahnya yang indah. Saat itu juga aku terbangun dari pejam mataku setelah beristirahat dimalam hari. “Pagi yang cerah untuk jiwa sepi” seperti itulah kata anak remaja jaman sekarang. Jika dibandingkan diriku, memang pagi ini sangat cerah tapi jiwaku tak sepi. Karena setiap hari apa yang aku lihat dan rasakan, selalu ada sesuatu yang aku tuangkan hingga betah layaknya diriku seperti itu. 

Hari itu juga, ku ambil laptopku untuk ku tuangkan peristiwa, kejadian aneh hingga berkesan untuk ku tulis dan sedih maupun senang akan kubagikan cerita kepada seluruh jiwa-jiwa di dunia ini. Tak banyak mungkin yang dapat ku rangkaikan dengan kata-kata apik nan indah. Namun, ku mencoba untuk menulis sesuatu dengan bahasa yang dapat orang banyak pahami.

Penulis ibaratkan seperti sutradara dalam film. Ia mampu menciptakan sebuah tayangan kaca lebar dengan ide-ide yang sangat apik hingga orang melihat karyanya, akan mampu mengekspresikan sesuatu dalam kehidupan yang nyata. Bahkan orang mampu terbawa dengan film tersebut mulai dari meneteskan air mata hingga tertawa lebar. Dan seperti itulah penulis, dalam otaknya takkan henti-hentinya untuk menuangkan apapun dalam fikiran dan hatinya untuk dapat menjadi cerita sedih maupun bahagia. Karena ketika kita tak punya harta benda, hanya tulisan lah yang akan menjadi warisan dan amal setelah tiada.

Aku adalah seorang yang sederhana. Bisa dibilang, walaupun saya seorang mahasiswa hidup di kota orang itu penuh dengan tantangan dan rintangan. Saya bisa masuk di perguruan tinggi bergensi sangat bersyukur dan bahagia. Karena bila dipikir dengan logika, orang miskin mana yang dapat membiayai perkuliahan semahal itu. Tapi dengan niat dan anugerah Tuhan yang kasih dalam tubuh ini, hanya bermodalkan otak dan hati, Tuhan memberikan jalan yang lebar dan sangat terbuka. 
Aku adalah mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi. Kata dosen, saya dapat mengenyam pendidikan yang mahal karena berasal dari keluarga yang tak mampu tapi pintar. Prestasi-prestasi yang didapat selama berada dibangku sekolah, mampu mengantarkan saya ke pintu gerbang emas masa depan. 

Menjadi seorang mahasiswa, memakai almamater kebanggaan, tak melunturkan semangat untuk belajar menggapai masa depan. Banyak godaan memang, mulai dari rasa males, masih ingin main-main menghabiskan masa muda sampai ketika berada pada level dewasa sangat tinggi. Tak ingin terlarut dan berkubam dalam pikiran-pikiran yang seperti itu, justru semangat membara belajar semakin menggebu-gebu ketika menjadi mahasiswa. Karena selepas pendidikan ini, kita akan terjun kelautan lepas. Tujuan untuk sampai pada tempat tujuan yaitu berani berenang atau tenggelam.

Melihat banyak orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Mulai dari yang kecil, remaja, sampai orang tua memunculkan sesuatu dalam pikiran saya. Sebenarnya kita telah membuang waktu yang sangat berharga begitu banyak dengan melakukan hal-hal yang sia sia. Sangat membingungkan, ketika banyak orang yang mencari pekerjaan kesana kemari namun tak mendapatknya. Sebenarnya pekerjaan seperti apa yang mereka cari. Bahwa hal yang sangat kecil pun yang justru akan membuat mereka kaya malah dilupakan bahkan dihilangkan itu adalah menulis. Dari mulai hal yang sederhana dapat saya pahami, bahwa sebuah tulisan memberikan makna dan pesan tersendiri untuk kehidupan. Bahkan sampai yang modern, sebuah tulisan pun dapat memberikan kita sebuah kehidupan yang layak atau materi.

******BERSAMBUNG*****