Banyak orang yang berkata bahwa
malu bertanya akan sesat dijalan. Bahkan kata-kata itu sudah menjadi sebuah
peribahasa yang banyak orang percaya. Jika difikir-fikir apakah benar, jika
kita malu bertanya akan menyesatkan?
Ya, memang benar. Jika kita renungkan
kembali peribahasa tersebut menyadarkan kita akan keterbukaan informasi. Jika kita
malu bertanya, maka hanyalah kebingungan yang akan menyesatkan. Banyak mungkin
di antara kita yang merasa gengsi karena banyak bertanya, sehingga kita tidak
bertanya bahkan mindset sebagian orang mungkin ada, jika bertanya maka sudah
diketahui bahwa orang itu bodoh. Salah! Sangat fatal sekali jika kita mempunyai
pemikiran yang seperti itu. Justru jika malu bertanya, maka kita akan masuk ke
dalam jurang yang paling dalam.
Dengan bertanya, memberikan sebuah
jawaban tentang ketidaktahuan kita akan informasi. Sehingga kita akan menjadi
tahu dan mengerti. Apalagi, memunculkan sebuah pertanyaan harus mulai
ditumbuhkan oleh generasi muda bangsa. Agar kita menjadi generasi yang mempunyai
pemikiran-pemikiran kritis. Dengan bertanya pun, secara tidak sadar kita telah
memunculkan kepedulian kepada orang lain. Bahwa dunia, bukanlah kita sendiri
sebagai penghuni bumi. Melainkan banyak penghuni di muka bumi ini, yang
pastinya kita butuh orang lain untuk membantu menjalankan kehidupan sehari-hari.
Seorang yang berpikir kritis, dalam
menanggapai sesuatu, dalam benaknya selalu ada pertanyaan. Kemampuan dalam
berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja, dan
membantu dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya dengan lebih
akurat. Oleh sebab itu kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam
pemecahan masalah / pencarian solusi, dan pengelolaan proyek.
Saya pernah mengalami suatu
kejadian, dimana sewaktu seminar dalam perkuliahan. sebelumnya, saya adalah seorang
mahasiswi yang hanya duduk mendengarkan dosen, yang pasif. Saya juga orangnya
pemalu. Suatu hari, didalam perkuliahan diadakan seminar nasional tentang
kepemerintahan di Indonesia. Pemateri sedang menyampaikan materi didepan mahasiswa.
Setelah itu dipersilahkan untuk siapa yang ingin mengajukan pertanyaan atau
belum paham. Saya yang sedang waktu itu mengikuti seminar tersebut, sebenarnya ada
yang tidak mengerti atau kejanggalan dengan materi yang disampaikan. Sehingga saya
ingin bertanya namun saya tidak berani. Akhirnya saya nekat untuk memberanikan
diri, badan saya terasa gemetar ketika menyampaikan pertanyaan. Keringat dingin
pun mulai bercucuran karena dilihat oleh orang banyak. Tapi begitu selesai,
saya merasa sangat lega dan pemateri menjawab dengan begitu percaya diri.
Keesokan harinya, dosen mengadakan
kuis dengan pertanyaan seputar seminar nasional kemarin. Akhirnya saya bisa lancar
menjawab soal, karena saya paham sekaligus mengerti dengan materi yang
disampaikan. Saya sadar, bahwa dengan bertanya kita akan tahu tentang banyak
hal. Walaupun memang perlu melatih diri untuk dapat bertanya agar tidak gemetar
hehe.
Ibaratnya seperti kita sedang
diberi kesempatan untuk mendapatkan harta karun. Kita hanya dikasih tahu
tempatnya, tanpa satu alatpun yang bisa dijadikan sebagai petunjuk. Jika kita
malu bertanya, seribu tahun pun kita tidak akan mendapatkannya. Justru kita
hanya berkubam dalam kebingungan. Namun, jika kita mempunyai keberanian untuk
bertanya maka itu suatu jalan untuk mendapatkan kemudahan. Jadikan pertanyaan
untuk kita lebih tahu dan menggali ilmu. Karena dengan bertanya, dunia seluas
ini dapat kita genggam.
1 komentar:
bagaimana jika situasi nya apabila jawaban yang diterima dari pertanyaan yang disampaikan salah pada akhirnya ? padahal sudah terlanjur menerima jawaban itu .. apakah masih perlu untuk bertanya ?
Posting Komentar