Rabu, 03 Februari 2016

MAU BERTANYA NGGAK SESAT DIJALAN



Banyak orang yang berkata bahwa malu bertanya akan sesat dijalan. Bahkan kata-kata itu sudah menjadi sebuah peribahasa yang banyak orang percaya. Jika difikir-fikir apakah benar, jika kita malu bertanya akan menyesatkan?

Ya, memang benar. Jika kita renungkan kembali peribahasa tersebut menyadarkan kita akan keterbukaan informasi. Jika kita malu bertanya, maka hanyalah kebingungan yang akan menyesatkan. Banyak mungkin di antara kita yang merasa gengsi karena banyak bertanya, sehingga kita tidak bertanya bahkan mindset sebagian orang mungkin ada, jika bertanya maka sudah diketahui bahwa orang itu bodoh. Salah! Sangat fatal sekali jika kita mempunyai pemikiran yang seperti itu. Justru jika malu bertanya, maka kita akan masuk ke dalam jurang yang paling dalam.
Dengan bertanya, memberikan sebuah jawaban tentang ketidaktahuan kita akan informasi. Sehingga kita akan menjadi tahu dan mengerti. Apalagi, memunculkan sebuah pertanyaan harus mulai ditumbuhkan oleh generasi muda bangsa. Agar kita  menjadi generasi yang mempunyai pemikiran-pemikiran kritis. Dengan bertanya pun, secara tidak sadar kita telah memunculkan kepedulian kepada orang lain. Bahwa dunia, bukanlah kita sendiri sebagai penghuni bumi. Melainkan banyak penghuni di muka bumi ini, yang pastinya kita butuh orang lain untuk membantu menjalankan kehidupan sehari-hari.

Seorang yang berpikir kritis, dalam menanggapai sesuatu, dalam benaknya selalu ada pertanyaan. Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja, dan membantu dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Oleh sebab itu kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam pemecahan masalah / pencarian solusi, dan pengelolaan proyek.

Saya pernah mengalami suatu kejadian, dimana sewaktu seminar dalam perkuliahan. sebelumnya, saya adalah seorang mahasiswi yang hanya duduk mendengarkan dosen, yang pasif. Saya juga orangnya pemalu. Suatu hari, didalam perkuliahan diadakan seminar nasional tentang kepemerintahan di Indonesia. Pemateri sedang menyampaikan materi didepan mahasiswa. Setelah itu dipersilahkan untuk siapa yang ingin mengajukan pertanyaan atau belum paham. Saya yang sedang waktu itu mengikuti seminar tersebut, sebenarnya ada yang tidak mengerti atau kejanggalan dengan materi yang disampaikan. Sehingga saya ingin bertanya namun saya tidak berani. Akhirnya saya nekat untuk memberanikan diri, badan saya terasa gemetar ketika menyampaikan pertanyaan. Keringat dingin pun mulai bercucuran karena dilihat oleh orang banyak. Tapi begitu selesai, saya merasa sangat lega dan pemateri  menjawab dengan begitu percaya diri.

Keesokan harinya, dosen mengadakan kuis dengan pertanyaan seputar seminar nasional kemarin. Akhirnya saya bisa lancar menjawab soal, karena saya paham sekaligus mengerti dengan materi yang disampaikan. Saya sadar, bahwa dengan bertanya kita akan tahu tentang banyak hal. Walaupun memang perlu melatih diri untuk dapat bertanya agar tidak gemetar hehe.    

Ibaratnya seperti kita sedang diberi kesempatan untuk mendapatkan harta karun. Kita hanya dikasih tahu tempatnya, tanpa satu alatpun yang bisa dijadikan sebagai petunjuk. Jika kita malu bertanya, seribu tahun pun kita tidak akan mendapatkannya. Justru kita hanya berkubam dalam kebingungan. Namun, jika kita mempunyai keberanian untuk bertanya maka itu suatu jalan untuk mendapatkan kemudahan. Jadikan pertanyaan untuk kita lebih tahu dan menggali ilmu. Karena dengan bertanya, dunia seluas ini dapat kita genggam.

1 komentar:

questioner mengatakan...

bagaimana jika situasi nya apabila jawaban yang diterima dari pertanyaan yang disampaikan salah pada akhirnya ? padahal sudah terlanjur menerima jawaban itu .. apakah masih perlu untuk bertanya ?